Program Drone Pertanian DJI dan Pix4D
Program drone pertanian DJI dan Pix4D berhasil menghemat waktu dan uang untuk membasmi gulma secara masif, berikut implementasinya.
Perusahaan pertanian yang melakukan aktivitas penanaman di lahan basah, berhasil menghemat waktu dan uang untuk menghilangkan gulma Phragmites yang paling sering menjadi pemicu kebakaran lahan dan menjadi penghalang biologis pada pertumbuhan tanaman.
Tidak hanya itu, kualitas tanaman juga bisa dipantau dengan memetakan tanaman yang sakit dan menggunakan metode penyemprotan yang tepat secara invasif dengan program drone pertanian teknologi drone DJI dan software Pix4D.
Kondisi Lahan sebelum Program Drone Pertanian DJI dan Pix4D
Pada awalnya, selama bertahun-tahun membudidayakan dan memanen tanaman di lahan basah, para petani mengalami kesulitan dalam membasmi gulma Phragmites yang semakin menjamur, hingga puncaknya, baru-baru ini para petani memperoleh hasil panen tanaman dengan gen yang kurang bagus serta hasil panen dengan produktivitas yang rendah.
Implementasi di Lapangan
Leaf Chlorophyll Index (“LCI”) dapat dilihat pada Pix4Dfields, karena dijalankan melalui fitur visualisasi lanjutan untuk menyorot area yang terpengaruh gulma secara khusus dan mudah dibaca dan dipahami oleh semua orang.
Hasil menunjukkan, bahwa indeks klorofil daun yang menjadi indikator untuk acuan pemetaan spesies invasif tersebut, cukup banyak yang terlihat, dimana program drone pertanian Pix4Dfields berhasil membuat ilustrasi real 1.400Ha zona lahan basah yang dijadikan area penanaman untuk mengatur penyemprotan dengan drone, kemudian mengekspor nya dalam bentuk shapefile yang diperlukan untuk digunakan dengan drone DJI Agras sebagai acuan penyemprotan tanaman.
Drone DJI Agras yang dimodifikasi dengan alat semprot, memungkinkan penyemprotan 2x lebih banyak pada setiap hektar lahan di waktu yang sama, selama petani melakukan aktivitas pertanian dalam kurun waktu 8 jam setiap harinya.
Sebelum drone diterbangkan, petani lalu memasukkan shapefile ke dalam pengontrolnya, lalu penyemprotan kedua kembali dilakukan dengan herbisida akuatik yang terbukti sangat efektif ketika diisikan pada tangki drone untuk membasmi gulma Phragmites.
Lalu bagaimana keuntungan yang dirasakan petani dengan menerapkan program drone pertanian dengan menggunakan drone DJI Agras dan software pemetaan tanaman Pix4Dfields?
Terdapat beberapa keunggulan apabila sektor pertanian memutuskan untuk membasmi gulma dengan teknologi drone DJI Agras dan Pix4D, diantaranya sebagai berikut:
- Penghematan anggaran herbisida hingga ratusan juta rupiah per bulannya
- Waktu mapping dan identifikasi gulma tanaman di lahan seluas 1400 Ha hanya membutuhkan waktu 12 jam.
- Hasil penyemprotan herbisida yang lebih presisi dan terukur, karena penyemprotan hanya dilakukan pada area lahan yang terkena gulma saja.
- Dalam sekali penyemprotan, drone DJI Agras dapat melakukan penyemprotan 10 Ha lahan
Dengan memetakan dan menyemprot gulma Phragmites, petani dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan meminimalkan dampaknya pada tanaman yang bukan menjadi target penyemprotan.
Petani dapat menyemprotkan herbisida dengan akurasi yang maksimal dan menghasilkan penyebaran air penyemprotan yang konsisten, lebih baik dibandingkan dengan helikopter atau menggunakan alat semprot manual.
Pemetaan dengan Pix4Dfields dan penyemprotan tanaman yang sakit dengan program drone pertanian DJI Agras terbukti berguna dalam menghemat waktu dan uang yang berharga, tetapi juga berkontribusi dalam memajukan habitat ekologi yang lebih sustainable.
Pelajari lebih lanjut solusi pertanian secara komprehensif DJI atau Pix4D.
Questions? Please let us know how we can help.
Connect further with us by filling the contact form below, or at:
Email: enterprise@halorobotics.com
WhatsApp: +62811-8549-888
This article is a translation, with courtesy from Pix4D. The original article can be found here: Mapping and Spot Spraying Invasive Weeds with Drones