Drone Pertanian DJI Agras T40
Latar Belakang
Selain faktor genetik, kesalahan teknis dalam pemupukan menjadi penyebab abnormalitas pada tanaman kelapa sawit, seperti tumbuh kecil, mudah rebah, daun membusuk, kurang nutrisi, serta terkena crown disease yaitu penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit yang baru berumur 1-3 tahun. Hal ini karena proses perawatan secara tradisional tidak memenuhi standar seperti kesalahan dalam penyiraman yang terlalu deras, penyiraman kurang merata dan pemberian dosis yang tidak sesuai. Disamping itu dari segi efisiensi, memerlukan waktu berjam-jam bahkan setengah hari untuk menerapkan pupuk secara merata di seluruh lahan.
Dilatar belakangi hal itu, Halo Robotics sebagai distributor resmi drone DJI Agriculture di Indonesia melakukan serangkaian kegiatan pemupukan menggunakan drone pertanian DJI Agras T40 dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan proses penyemprotan dan pemupukan di lahan perkebunan kelapa sawit milik client kami di Riau.
Waktu dan Lokasi
Kegiatan berlangsung dari 4-6 Juni 2024 di lahan perkebunan kelapa sawit seluas seluas 0.1 ha di Desa Sungai Buluh, Kec. Singingi Hilir, Kab. Kuantan Singingi, Provinsi. Riau.
Lingkup Kerja
Mencakup pengenalan apa itu drone DJI Agras T40, bagaimana cara kerja fiturnya dalam mendukung kegiatan pemupukan, dilanjutkan aktivasi, uji fungsi, kalibrasi, dan penerapan teknologi spraying dan spreading system.
Teknologi dan Solusi
Teknologi utama yang digunakan adalah drone pertanian DJI Agras T40 yang dilengkapi dengan sistem spraying dan spreading untuk penyemprotan dan pemupukan secara presisi.
Spesifikasi drone pertanian DJI Agras T40:
- Berat maksimal muatan pupuk/bijih (spreading): 50kg
- Berat maksimal muatan penyemprotan (spraying): 40kg
- Efisiensi penyebaran 1,5 ton/jam
- Efisiensi operasi pada area perkebunan: 4 ha/jam
- Efisiensi operasi pada area lapangan: 21,33 ha/jam
Metode Kerja
Hari ke-1: Tim melakukan unboxing dan aktivasi drone DJI Agras T40, serta melakukan pemaparan materi terkait teknis pengoperasian.
Hari ke-2: Uji fungsi dengan metode penyemprotan manual untuk menguji kemampuan drone. Selanjutnya, uji fungsi dengan metode penyemprotan otomatis menggunakan air bersih berdasarkan misi yang telah diatur sebelumnya.
Hari ke-3: Uji fungsi spreading system dengan pupuk granule jenis MOP pada lahan kelapa sawit seluas 0.1 ha dengan total berat 45 kg/ha.
Hasil Output
Dalam kasus ini, kita akan memperkirakan waktu yang dihemat dalam proses pemupukan dengan drone dibandingkan dengan metode tradisional, dengan parameter sebagai berikut:
Parameter | Nilai |
Total Pupuk | 450 kg untuk 1 hektar |
Pupuk per 0.1 hektar | 45 kg |
Waktu terbang per 0.1 hektar | 2-3 menit |
Jumlah terbang untuk 1 hektar | 10x |
Total waktu untuk 1 hektar | 30 menit |
Dapat disimpulkan bahwa pemupukan menggunakan drone pertanian DJI Agras T40 dengan 45 kg pupuk untuk lahan seluas 0.1 hektar dapat diselesaikan dalam waktu 2-3 menit. Itu berarti untuk mengcover 1 hektar, drone pertanian hanya memerlukan waktu 30 menit, yakni lebih cepat jika dibandingkan dengan metode tradisional yang bisa memakan waktu beberapa jam hingga setengah hari.
Kesimpulan
Secara tidak langsung penggunaan drone di sektor pertanian memberikan banyak manfaat, salah satunya mengurangi biaya operasional jangka panjang, menghemat waktu secara signifikan, serta meningkatkan efisiensi produktivitas operasional dalam pengelolaan lahan perkebunan kelapa sawit yang presisi.
Baca Juga: FAQ DJI Agras T40