Inspeksi Tambang dengan Emesent LIDAR vs Metode CMS Scanning

Emesent LIDAR untuk Inspeksi Tambang

Emesent LIDAR untuk inspeksi tambang meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan memberikan akurasi maksimal, dibandingkan CMS scanning, berikut penjelasannya.

drone-emesent-lidar-inspeksi-tambang-hasil-scaled.jpg
Survey dan inspeksi tambang dengan drone LIDAR

Melakukan survey objek tambang dengan teknologi emesent LIDAR berarti memudahkan pekerjaan mine engineer, dan insinyur geoteknik menganalisa kebutuhan data tambang secara keseluruhan dalam waktu 10 menit.

Hal ini akan memberikan dampak positif untuk mencapai efisiensi operasional secara maksimal dan melindungi keamanan pekerja. Lalu, bagaimana efektivitasnya dibandingkan dengan melakukan survey dan inspeksi tambang secara tradicional dengan CMS scannning?

Mari kita bahas, sebelumnya mungkin masih ada yang belum mengetahui apa itu CMS scanning. Aktivitas ini dinilai sangat membahayakan pekerja dan dari segi nilai inventasi, metode ini kurang efisien bagi perusahaan.

drone-lidar-inspeksi-tambang-cms-scanning.jpg
Metode CMS scanning

Aktivitas Caving Monitoring System (“CMS”) secara tradisional di area tambang yang berbahaya bagi Mine Engineer, dan boros waktu, bertolak belakang dengan monitoring tambang menggunakan Emesent LIDAR yang dapat mengumpulkan dan memproses data inspeksi objek tambang kurang dari 10 menit sekaligus memberikan keselamatan ekstra pada mine engineer untuk menjalankan survey tambang dengan aman.

1. Kualitas Data

Sementara itu, emesent LIDAR inspeksi tambang punya beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode survey dan Inspeksi secara tradicional dengan CMS scanning.

Menggunakan mapping dengan cara yang tradisional, akan menghasilkan variabilitas data dan density (kepadatan) yang kurang rapat dan akan menutupi kerusakan tambang yang tidak terlihat, sehingga output yang dihasilkan pun menjadi kurang akurat.

Sementara itu, menggunakan emesent LIDAR, mine engineer dapat dengan mudah mendapatkan kualitas data yang 3 kali lebih akurat, karena pointcloud yang diciptakan sangat rapat dan mengakomodir potret keseluruhan dari objek tambang, termasuk perhitungan kalkulasi volume stope, insitu stock dan backfill dari objek tersebut dan kemampuan tambahan untuk menganalisa kerusakan tambang.

drone-lidar-inspeksi-tambang-cms-scanning-vs-dengan-drone-lidar.jpg
Kualitas data CMS scanning tambang vs drone LIDAR

Menggunakan mapping dengan cara yang tradisional, akan menghasilkan variabilitas data dan density (kepadatan) yang kurang rapat dan akan menutupi kerusakan tambang yang tidak terlihat, sehingga output yang dihasilkan pun menjadi kurang akurat. Gambar disamping menunjukkan hasil yang real sesuai dengan penelitian dan eksekusi dilapangan, emesent LIDAR Inspeksi tambang dapat melakukan scanning dalam 5 menit.


2. Biaya

Monitoring tambang secara tradisional memerlukan banyak biaya, seperti modal untuk sewa peralatan, biaya lembur karyawan, dan transportasi tambahan untuk menjangkau lokasi tambang yang lebih kompleks.

Berinvestasi dengan drone LIDAR inspeksi tambang, emesent LIDAR, perusahaan tambang dapat menghilangkan biaya sewa alat sekaligus tenaga ahli, karena menggunakan teknologi emesent LIDAR tidak memerlukan pelatihan khusus, sehingga mempermudah kinerja mine engineer melakukan mapping dan tidak akan menemukan keterbatasan pemindaian meskipun objek tambang yang dijangkau sangat kompleks.

drone-lidar-inspeksi-tambang-durasi-waktu-inspeksi-dengan-CMS-scanning.png
Durasi pengambilan data dengan CMS Scanning

3. Waktu

Teknologi emesent LIDAR Inspeksi tambang mampu mereduksi 50% waktu untuk melakukan survey pada objek tambang. Proses survey dan inspeksi tersebut dapat dilakukan oleh satu operator, dan durasi yang dibutuhkan untuk mengukur keseluruhan objek tambang (stope) yang luas dapat dilakukan dalam dua kali penerbangan drone DJI M600 dengan durasi pengambilan data selama 6 menit. 

Sementara itu, dengan model survey secara tradisional, membutuhkan setidaknya 3 pengaturan CMS secara terpisah. Hal ini tentunya akan memakan waktu yang lebih banyak, mulai dari persiapan hingga proses pengumpulan data. Survey tambang secara tradisional sekitar 3 jam untuk menyelesaikan seluruh inspeksi, dan tidak menjamin seluruh data berhasil dikumpulkan.

drone-lidar-inspeksi-tambang-hovermap-scanning.jpg
Hovermap LIDAR melakukan inspeksi tambang

4. Manajemen Tambang

Jika pada umumnya, melakukan CMS secara konvensional insinyur dan mine engineer menemukan keterbatasan dalam mengambil dan menganalisa data untuk keputusan lanjutan, Hovermap LIDAR dapat menghasilkan output data yang lebih komprehensif untuk membantu manajemen tambang yang lebih baik.


Keunggulan-keunggulan tersebut tentu menjadi angin segar bagi sektor pertambangan bukan?

drone-lidar-inspeksi-tambang-pointcloud-result.png
Hovermap LIDAR membuat jalur penerbangan secara otonom di lokasi tambang


Pointcloud dari drone LIDAR Inspeksi tambang dapat menghasilkan pencitraan pemetaan 3D pada area tambang secara detail. Kelebihan ini mampu membantu mine engineer melakukan peledakan tambang (blasting) tanpa harus merusak ekosistem dan mengancam keselamatan para pekerja tambang.

Selain itu Insinyur untuk geoteknik pertambangan juga akan dapat memahami kondisi batuan tambang di bawah tanah yang belum dieksplorasi secara maksimal dengan baik tanpa harus melakukan inspeksi secara tradisional yang akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

Pelajari lebih lengkap tentang teknologi LIDAR.

Questions? Please let us know how we can help. 
Connect further with us by filling the contact form below, or at:
Email: enterprise@halorobotics.com
WhatsApp: +62811-8549-888

Welcome to Halo Robotics

Button WA