Base Station Emlid
Untuk menghindari misakurasi mapping dengan platform pemetaan drone DJI & base station Emlid Reach RS2, pengguna perlu memahami 3 faktor berikut ini.
Cukup sering pilot drone mempertimbangkan untuk memberikan tidak hanya hasil akurasi dari pencitraan udara saat mengerjakan proyek mapping, namun juga cara agar drone dan base station tersebut menghasilkan akurasi maksimal. Apalagi, biasanya, pengguna baru menghadapi batu sandungan dari akurat gambar georeferensi akurat ke koordinat secara realtime. Pada titik ini, Real-Time Kinematic (RTK) ikut bermain menentukan akurasi pemetaan.
Dengan teknik RTK, pilot drone dapat mencapai posisi akurasi centimeter saat menerima koreksi GNSS selama penerbangan. Ada beberapa platform pemetaan drone terbaik yang dilengkapi dengan modul RTK yang sering digunakan dipasaran, salah satunya DJI Phantom 4 RTK, meskipun untuk semakin meyakinkan akurasi yang dihasilkan, diperlukan base station. Berikut 3 faktor penting agar pengguna bisa berhasil melakukan pemetaan dengan drone DJI dan base station Emlid Reach RS2.
Bagi mereka yang memulai menggunakan platform pemetaan drone, berikut adalah ikhtisar tentang 3 faktor agar pengguna tidak ragu untuk mendiskusikan semua faktor akurasi bersama Halo Robotics.
1. Parameter Misi
Jika misi yang anda kerjakan memerlukan akurasi hingga ke tingkat sentimeter, anda perlu memikirkan beberapa parameter misi untuk mencapainya. Parameter tersebut diantaranya resolusi gambar, ketinggian, dan banyaknya jumlah gambar yang saling tumpang tindih harus anda perhitungkan untuk menghasilkan pembuatan pemetaan yang akurat.
Sederhananya, citra resolusi tinggi akan menghasilkan data yang lebih baik. Untuk mencapainya, Anda harus menggunakan kamera dengan resolusi piksel tinggi. Resolusi minimum yang diperlukan adalah 12 megapiksel, sementara yang paling ideal adalah drone dengan kamera 20 megapixel.
Jika anda memilih untuk terbang lebih tinggi, anda dapat menjangkau area yang lebih luas dalam waktu yang lebih singkat tetapi dengan akurasi yang lebih rendah. Terbang lebih rendah akan memakan waktu lebih lama tetapi secara signifikan meningkatkan hasilnya. Karena alasan ini, terbang lebih rendah adalah pilihan terbaik untuk meningkatkan akurasi pemetaan.
Parameter misi lain yang harus anda pertimbangkan adalah Banyaknya jumlah gambar yang tumpang tindih. Secara umum, semakin banyak gambar yang saling tumpang tindih, maka semakin besar untuk mencegah kemungkinan kesenjangan dalam citra yang terjadi karena rotasi kamera, kemiringan, ketinggian terbang, dan variasi medan. Waktu penerbangan pun jadi meningkat karena anda memiliki lebih banyak gambar tumpang tindih, tetapi ini penting bila menggunakan platform pemetaan, karena sangat berharga untuk akurasi yang lebih besar. Titik awal yang baik adalah setidaknya 60% samping dan 75% depan tumpang tindih, dengan hingga 85% tumpang tindih untuk kasus pemetaan yang kompleks.
2. Kondisi Lingkungan
Kondisi cuaca dan hambatan adalah dua pertimbangan lingkungan yang harus anda perhatikan ketika mencari pemetaan UAV yang akurat. Bila memungkinkan, hindari terbang pada hari-hari dengan angin kencang, formasi awan yang lebat atau bergulir, atau kabut asap. Meskipun banyak drone dapat terbang dalam angin kencang, yang terbaik adalah menghindari angin yang lebih besar dari 7 meter per detik (15 mph).
Saat menggunakan platform pemetaan di area yang dekat dengan perkotaan, sebaiknya kita menghindari bangunan tinggi seperti gedung pencakar langit atau area yang sedang berlangsung proses konstruksinya.
Hal ini dikarenakan, kedua jenis kondisi bangunan tersebut dapat memblokir sinyal GNSS dan menyebabkan gangguan multi-path yang menyebabkan data yang sudah kita kumpulkan menjadi tidak akurat. Anda tentunya tidak ingin bukan mengalami misakurasi data? Untuk itu, sebaiknya surveyor mencari tempat yang minim gangguan, sehingga anda tidak akan membuang tenaga dengan sia-sia untuk melakukan pengambilan data.
3. Ground Control Points
GCP adalah faktor penting terakhir yang harus anda pertimbangkan. Ground Control Point pada dasarnya adalah penanda yang diletakkan di atas area yang akan dipetakan yang berfungsi sebagai titik referensi. GCP mewakili titik dengan koordinat akurat di lapangan. Karena lokasi GCP diketahui, gambar yang diambil oleh drone anda dapat menggunakan informasi ini untuk mengkalibrasi ulang lokasi yang direkam. Ini mengarah pada akurasi yang lebih besar dan juga membantu menskalakan dan memutar peta Anda dengan benar.
Secara umum, jumlah GCP yang tepat dapat mempengaruhi akurasi pemetaan secara signifikan, meskipun tidak dapat meningkatkan hasil yang signifikan dan harus dipertimbangkan bergantung pada area dan medan pemetaan. Sebaiknya tempatkan setidaknya lima GCP di lokasi pemetaan anda.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penempatan GCP dalam urutan yang terorganisir dengan baik. Penelitian telah menunjukkan bahwa GCP yang terdistribusi secara merata dalam formasi grid mesh segitiga dapat menggandakan efektivitas GCP. Selain itu, ada baiknya menempatkan GCP di sudut lokasi pemetaaan dan di titik tertinggi dan terendah. Platform pemetaan yang tepat tentu akan menjawab survey anda dengan mudah.
Seperti yang anda lihat, banyak faktor yang mempengaruhi keakuratan pada semua pemetaan dengan drone dan base station. Akan tetapi, setelah membaca artikel ini, anda dapat mengendalikan sepenuhnya, dengan menggunakan peralatan drone yang tepat seperte DJI Phantom 4 RTK dan Multi-Band Base Station Emlid Reach RS2, anda sudah memiliki 2 platform pemetaan yang tepat untuk mengoptimalkan parameter misi pemetaan yang optimal dengan drone yang mempunyai kondisi terbang yang baik, dan pengumpulan GCP yang dapat mencapai akurasi tingkat survei dengan mudah.
Pelajari lebih lanjut mengenai produk EMLID lainnya.
Questions? Please let us know how we can help.
Connect further with us by filling the contact form below, or at:
Email: enterprise@halorobotics.com
WhatsApp: +62811-8549-888
This article is a translation, with courtesy from Emlid. The original article can be found here: What Factors Influence Drone Mapping Accuracy