LEARNING CENTER
Beranda » Blog » Anti Drone: Panduan Lengkap

Anti Drone: Panduan Lengkap

Anti Drone dan Aplikasinya

anti-drone-drone-gun-droneshield-scaled.jpg
Anti drone yang dipasang di kendaraan

Anti drone mulai banyak digunakan untuk menambah layer keamanan objek penting, artikel ini akan menjelaskan panduan penggunanya secara lengkap.

Untuk melindungi aset penting dari berbagai ancaman, terlebih dahulu kita harus mengetahui kategori dan jenis ancaman yang mungkin menyerang aset atau critical infrastructure.

DroneShield C-UAS Counterdrone Factbook mencakup tren utama di pasar C-UAS. Ini termasuk tinjauan ancaman UAS yang muncul dan kategori utamanya, jenis dan kemampuan UAS.

Kategori ancaman utama meliputi:

  • Aktivitas Gangguan
  • Intelijen, Pengawasan, dan Pengakuan (ISR)
  • Pengiriman Muatan

Buku panduan ini akan menjelaskan secara lengkap terkait mempertimbangkan berbagai jenis sensor pendeteksi serangan drone ilegal, termasuk sensor RF, radar, akustik, optik dan sistem multi-sensor. Buku panduan ini juga akan meninjau dan membandingkan berbagai efektivitas anti drone untuk melindungi aset penting, termasuk gangguan yang disebabkan oleh GNSS, spoofing, counter drone, solusi kinetik dan opsi multi layer protection.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan drone diberbagai perusahaan, bahaya yang mengancam critical assets pun juga turut meningkat. Oleh karena itu, setiap perusahaan, terutama sektor security, military and defense juga diharuskan untuk mulai menggunakan counterdrone untuk mencegah terjadinya upaya penyerangan terhadap asset-aset yang dilindungi oleh drone illegal yang dikendalikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Drone banyak bermunculan dimana-dimana. Saat ini, drone mewakili lebih dari Rp 62,161,000,000,000.00 industri, dengan ekspektasi industri mencapai Rp 904,000,000,000,000.00. Pada tahun 2025, menurut Global Drone Services Market Analysis, teknologi drone akan bertahan dan menjadi platform yang menonjol sebagai penerapan teknologi kearah yang positif seperti pemetaan udara dan fotografi, layanan pengiriman, bantuan bencana, melakukan operasi keamanan atau pertanian.

Kenapa harus Anti Drone?

anti-drone-drone-shield-vehicle.png
Penggunaan anti drone

Kemudahan setiap orang untuk mampu menggunakan drone secara komersial juga akan meningkatkan peluang bagi para pelaku kejahatan untuk memanfaatkan teknologi tersebut melakukan hal-hal negatif seperti terorisme.

Anti-drone sebagai sebuah industri yang baru-baru ini didirikan, mulai muncul dengan berbagai kecanggihan. Dalam waktu yang singkat, seperti halnya industri drone itu sendiri, potensi dengan drone pada setiap industri, mulai dari  militer, penegakan hukum, dan penjara mungkin dapat menjadi pasar yang tepat untuk drone dan penangkalnya itu sendiri.

Selain itu, bandara, infrastruktur kritis dan produsen energi di seluruh dunia juga rentan mengalami serangan drone, namun serangan tersebut tetap bisa diawasi dengan Anti drone.

Insiden Drone Terkenal

Berita yang melibatkan aktivitas kriminal menggunakan drone sudah mengisi berita utama setiap minggunya. Kisah-kisah mulai dari operator yang tidak memiliki pengetahuan apapun untuk menangkal serangan drone, hingga kecerobohan yang berujung pada kegiatan menghalangi operasi darurat dan memicu ledakan di ladang minyak serta serangan ke gedung-gedung pemerintahan. Dalam beberapa tahun terakhir saja, telah terjadi insiden yang sangat banyak dalam skala global.

1. Serangan Drone di Bandara Gatwick

anti-drone-serangan-drone-bandara-gatwick.jpeg
Bandara Gatwick (source: wikipedia)

Drone yang dikendalikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ditemukan terbang di area bandara Gatwick pada tahun 2018.

Laporan tersebut menyebabkan gangguan besar, membawa kepanikan pada sekitar 140.000 penumpang dan pembatalan 1.000 penerbangan dari mulai 19 hingga 21 Desember 2018.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada april 2019, Gatwick harus tutup lagi dan mengalihkan 3 penerbangan karena penampakan drone yang belum dikonfirmasi.

Penerbangan drone secara ilegal tersebut mengganggu jadwal penerbangan domesti dan mancanegara, sehignga membuat manajemen bandara merapatkan solusi untuk mengatasi agar hal yang sama tidak terulang lagi dikemudian hari.

2. Serangan ke Militer US

Pasukan AS dari Pengawal Nasional Virginia Barat dihadapkan dengan serangan beberapa hari oleh drone kecil yang menjatuhkan bahan peledak terimprovisasi di atas area militer.

3. Serangan di Area Perminyakan Saudi Aramco Abqaiq Quraisy

anti-drone-serangan-drone-saudi-aramco-scaled.jpeg
Ledakan di saudi aramco (source: new york times)

Kawanan drone tahun 2019 digunakan untuk menyerang fasilitas pemrosesan minyak Saudi Aramco milik negara di Abqaiq dan Kurais yang terletak di bagian timur negara Arab Saudi.

Serangan tersebut menyebabkan kedua fasilitas ditutup, mengurangi produksi minyak Arab Saudi hingga 50% (5% dari pasokan global).

Serangan ini juga dinilai sangat fatal, sehingga menghasilkan api dan asap yang besar dan berbahaya untuk kawasan sekitar, termasuk menimbulkan kerugian materil dan non materil untuk pengusaha dan masyarakat yang ada di area peledakan bom yang diletakkan di drone tersebut.

Drone dan penyerang tidak dapat diidentifikasi, namun platform tersebut melibatkan komponen cetak 3D yang canggih.

3. Sovereign Warfare

Pada tahun 2020, Armenia dan Azerbaijan memulai kembali konflik yang membara di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, dengan penggunaan drone secara ekstensif oleh kedua belah pihak, termasuk drone yang sudah dilengkapi dengan amunisi kecil.

Konflik juga mencakup Turki, dan Bayraktar TB2 drone Turki ditembak jatuh oleh unit pertahanan udara Armenia selama pertempuran di Nagorno-Karabakh. Armenia telah menangguhkan ekspor teknologi militer ke Turki setelah pejabat pertahanan mengklaim bahwa mereka telah menemukan sistem akuisisi optik dan target buatan Kanada pada drone Turki yang jatuh.

Kategori Ancaman

Ancaman drone dapat diklasifikasikan menurut tiga tingkatan, diantaranya:

  1. Pengiriman muatan bahan peledak, barang selundupan, dan paket serupa
  2. Pengumpulan badan atau organisasi intelijen untuk melakukan pengawasan dalam mengumpulkan informasi dan data sensitif
  3. Aktivitas yang menimbulkan gangguan penggunaan teknologi yang salah, aksi protes masyarakat, atau operasi yang ceroboh yang disebabkan oleh oknum

Unmanned Ground Vehicle (UGV) (kiri) dan Unmanned Surface Vehicle (kanan)

Tidak hanya drone, kendaraan tak berawak bawah air (“UUV”) umumnya membutuhkan berbagai jenis teknologi deteksi dan kekalahan karena bagaimana sinyal komunikasi merambat di bawah air. Ancaman yang terkait dengan operatordrone biasanya dikategorikan sebagai 3 “C” – Clueless, Careless dan Criminal.

Seringkali tidak mungkin untuk menentukan apakah sebuah drone dapat diterbangkan oleh seorang oknum tidak bertanggung jawab atau bahkan teroris sekalipun sampai terlambat. Dalam banyak kasus, seperti bandara, tidak masalah niat operator karena keberadaan drone di wilayah udara terbatas saja memiliki efek negatif yang sama untuk aset penting tersebut.

Tipe Drone

anti-drone-jenis-drone-security-militer.png
Tipe drone

Dalam memilih Anti-drone, sektor military, security and defense mengidentifikasi kategori ancaman untuk mencocokkan probabilitas drone yang mungkin akan membahayakan sektor tersebut. Mulai dari drone yang berada di grup 1 hingga grup 5, setiap drone memiliki kemungkinan yang sama untuk membawa payload yang berbahaya. Drone dengan kecepatan tertinggi juga menjadi acuan penting untuk menentukan Anti-drone yang akan dipilih.

Drone yang digunakan umunya mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Penting bagi kita untuk membedakan berbagai jenis drone. Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah membuat sistem klasifikasi sendiri untuk drone yang hamper seragam untuk dijadikan acuan di Indonesia.

Perbedaan utama dari drone tersebut adalah dari ukurannya, dimana grup yang lebih tinggi lebih besar dan lebih berat menawarkan kemampuan membawa muatan yang lebih besar.

Kelompok yang lebih tinggi biasanya membutuhkan atau memanfaatkan jangkauan ketinggian dari penerbangan, kecepatan maksimum, dan waktu penerbangan yang lebih tinggi. Hal-hal yang tidak dapat dikontrol dan diakses oleh negara pada umumnya hanya akan memiliki akses ke drone grup 1 dan 2, seperti DJI Phantom dan drone lain yang tersedia secara komersial. Kedua kelompok inilah yang mendorong munculnya perang asimetris, di mana drone diubah menjadi senjata dan platform yang murah dan mudah diakses untuk aktivitas kriminal.

Tipe Drone Kecil

  • Contoh drone multicopters: DJI Phantom, Yuneec, Thypoon, Parrot Bebop, VTOL. Drone tipe ini punya kemampuan hovering, durasi penerbangan lebih singkat dibandingkan fixed wing, lebih mudah untuk diterbangkan.
  • Contoh drone fixed wing drone: Parrot Disco, Skywalker X8, E-flite Opterra, kecepatan penerbangan lebih baik, jarak penerbangan lebih cepat, tidak bisa melakukan hovering, lebih sulit untuk diterbangkan dibanding multicopters.

Jenis lainnya termasu VTOL, hybrid multicopters, dan fixed wing hibrida dari multi-copter dan fixed-wing, dan drone yang ditambatkan, blip. Teroris telah diketahui memasangkan tanda drone dengan bahan bakar atau bahan peledak yang terbakar dan membuat mereka melayang melawan arah angin menuju target yaitu “Flying kites”.

State VS Non State Solutions

anti-drone-peluncuran-senjata-america.png
Demonstrasi teknologi drone Swarming (LOCUST) Angkatan Laut AS

Kebanyakan perorangan mengadopsi penggunaan drone untuk tujuan yang tidak baik, sehingga diperlukan mitigasi ancaman dari militer, badan pemerintah lainnya sebagai perlindungan dari potensi serangan drone tipe kecil yang sewaktu-waktu bisa memicu ancaman pada sektor-sektor terkait. Kantor Riset Angkatan Laut A.S. dulu meluncurkan Coyote sebagai bagian dari upaya Low-Cost UAV Swarming Technology (“LOCUST”) baru-baru ini.

 anti-drone-peluncuran-jammer-.png
Gambar: Sebuah UAS/drone China menembak dari peluncur yang dipasang ke kendaraan taktis ringan Dongfeng Mengshi selama uji coba UAS oleh China Academy of Electronics and Information Technology (“CAEIT”) pada bulan September.

Sebagai referensi, China baru-baru ini meluncurkan sistem pemboman untuk serangan drone massal. Drone ditembakkan dari peluncur yang dipasang ke kendaraan taktis berbobot ringan, bernama Dongfeng Mengshi. Selama uji drone oleh China Academy of Electronic and Information Technology (“CAEIT”) pada bulan September.

Sementara itu, angkatan bersenjata Rusia telah merilis produk baru untuk helikopter tempur 28NM, yang memungkinkannya menembakkan mini-drone dan drone bunuh diri dari tabung peluncuran rudal.

 anti-drone-drone-akibatkan-ledakan-helicopter.png
Helikopter Mi-28NM Rusia dengan kemampuan drone mini/drone bunuh diri

Sementara itu, angkatan bersenjata Rusia telah merilis produk baru untuk helikopter tempur Mi-28NM, yang memungkinkannya untuk menembakkan drone mini dan drone bunuh diri dari tabung peluncuran rudal.

Melawan Serangan Drone Tunggal vs Kelompok

Kawanan drone telah menjadi kenyataan selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan teknologi – kita semua telah melihat sosok raksasa atau kembang api di langit, terbuat dari ratusan atau ribuan drone secara bersamaan. Tapi seperti halnya teknologi drone lainnya, jika berada di tangan yang salah, drone akan bisa digunakan secara berkelompok untuk melakukan penyerangan.

Penyerangan drone secara berkelompok bisa dikendalikan oleh pilot ataupun jika drone tersebut dikemudikan secara otonom. Drone yang menyerang secara berkelompok bisa lebih punya strategi untuk menyerang, untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasinya.

Sistem anti drone secara efektif punya kemampuan yang lebih efektif untuk mendeteksi dan mengalahkan drone yang menyerang secara tunggal ataupun berkelompok secara bersamaan.

Peran dan Solusi Anti Drone

anti-drone-jenis-drone-security-militer-polisi.png
Tipe drone kecil yang mampu mengangkat beban bera

Terdapat beberapa drone yang masih bisa dikontrol untuk mencegah penyerangan. Berdasarkan gambar-gambar diatas, terdapat beberapa drone yang umumnya mampu membawa beban berat, dengan flight time yang berbeda pada setiap drone.

Drone yang terdapat pada gambar diatas juga dapat dikontrol dari jarak 1-5km, tergantung dari jenis Antidrone yang digunakan. Seperti halnya drone dengan muatan kamera yang besar, drone tersebut dengan mudah diadaptasikan untuk melakukan serangan teroris dan tindakan kriminal lainnya.

Solusi anti drone biasanya menawarkan satu atau kombinasi dari kemampuan berikut seperti deteksi, identifikasi, pelacakan dan mengalahkan. Cara paling sederhana untuk mengklasifikasikan operasi anti drone adalah kemampuan untuk mendeteksi dan merespons ancaman.

Langkah pertama menuju perlindungan anti drone adalah mengetahui kapan ancaman itu muncul, di mana lokasinya atau jika terjadi gerombolan drone, di mana beberapa ancaman berada, dan idealnya di mana sumber (atau pilot) berada. Saat melacak drone secara real-time, respons yang tepat dapat diambil berdasarkan lokasinya tergantung pada cara anti drone untuk menangkap pilot drone.

Identifikasi drone, kadang-kadang disebut sebagai klasifikasi, juga penting. Bahkan dengan drone yang ada paa tabel diatas, ada rentang yang cukup besar dari di bawah 100g atau kurang (dengan waktu penerbangan yang sangat singkat dan kemampuan muatan yang dapat diabaikan) hingga drone seperti DJI Matrice 600, yang dapat mengangkut lebih dari 6 kg. Identifikasi apakah drone dapat membawa kamera dan/atau muatan tambahan juga relevan dan dapat membantu menilai ancaman.

Contoh dari beberapa drone di grup 1 yang lebih besar digambarkan pada gambar di bawah ini. Meskipun awalnya dirancang untuk penggunaan pertanian atau muatan kamera besar, drone ini dapat dengan mudah diadaptasi untuk melakukan serangan teroris dan tindakan kriminal lainnya.

Metode Deteksi Ancaman dengan Anti Drone

Solusi anti drone biasanya menawarkan satu atau kombinasi dari beberapa kemampuan seperti deteksi, identifikasi, pelacakan dan penghancuran. Cara yang paling sederhana adalah mengklasifikasikan operasi anti-drone untuk mendeteksi dan merespon ancaman.

Langkah pertama menuju perlindungan dari drone adalah mengetahui kapan ancaman muncul, di mana lokasinya, atau jika penyerangan dilakukan oleh banyak drone, sektor militer harus bisa mendeteksi lokasi ancaman dan sumber ancaman secara realtime, termasuk menangkap pilot drone tersebut.

Pengidentifikasian ancaman dengan drone termasuk kegiatan yang penting. Bahkan, dengan drone, terdapat rentang yang cukup besar untuk membawa muatan-muatan yang berbahaya dengan beban 100 gram atau lebih dari berat tersebut. Seperti drone dari DJI, Matrice 600, yang dapat membawa muatan lebih dari 6 kilogram. Selain itu, sektor-sektor terkait juga perlu mengidentifikasi apakah drone tersebut mampu membawa kamera atau muatan tambahan lainnya yang juga relevan untuk membantu mengidentifikasi ancaman.

Radio Frequency (“RF”)

 anti-drone-radio-frequency-droneshield.png
Anti drone pengacau RF

Deteksi RF pasif adalah lapisan dasar dari sistem Anti-drone yang efektif.

Sensor RF memberikan kemampuan deteksi dengan mencocokkan protokol komunikasi drone dengan frekuensi radio yang berhasil diketahui oleh drone sebelumnya.

Dalam skala komersial dan penggunaan untuk consumers, sistem deteksi berbasis radio frekuensi akan memindai pita frekuensi yang akan digunakan, dan berpotensi menghasilkan menghasilkan alarm palsu.

Sensor RF biasanya bersifat “pasif” dan tidak akan memantulkan pancaran kembali. Hal ini memungkinkan sistem RF pada Anti-drone  bisa beroperasi tanpa menyebabkan interferensi apapun pada jaringan komunikasi lainnya yang berada disekitar wilayah atau area operasional. Meskipun begitu, terdapat pengecualian untuk sistem RF yang pasif, yakni sistem secara aktif akan memanipulasi protocol atau mencoba meretas drone itu sendiri.

Selain keuntungan pasif dari sistem RF, fitur lain yang diinginkan biasanya adalah penggunaan untuk sistem Anti-drone dengan RF. Fitur penting tersebut akan bergantung pada skenario dan lingkungan operasional, tetapi berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat sedang mengevaluasi penggunaan RF:

anti-drone-radio-frequency-rf1.png
Anti drone RFOne
  •  Mesin pendeteksi RF yang besar dan dapat diupgrade untuk memberikan probabilitas deteksi dan peringatan alarm ancaman yang tinggi
  • Kemampuan untuk menandai atau memfilter alarm palsu untuk mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja alat dari waktu ke waktu
  • Azimuth dan sudut cakupan vertikal dioptimalkan untuk deteksi drone
  • Kemampuan mencari arah RF (DF) dari drone dan pengontrol

Sensor RF biasanya memberikan jangkauan deteksi yang lebih jauh daripada sistem radar. Kemampuan DF berdasarkan RF juga dapat memberikan kemampuan pelacakan yang mirip dengan sistem radar.

Cara Kerja RFOne Mengalahkan Drone

anti-drone-cara-kerja-rf-one-mengalahkan-drone.png
Cara kerja RFOne

Dengan munculnya drone yang dikendalikan oleh LTE, teknologi sensor RF berkembang. Pertanyaan umum lainnya adalah kinerja sensor RF untuk drone “otonom”.  

Sinyal drone akan terpancar pada data telemetri dan video, yang membuatnya dapat dideteksi oleh sensor RF, seperti drone yang memiliki kartu SD, drone yang memanfaatkan navigasi kamera atau Sistem Navigasi Inersia (“INS”) yang secara jauh tidak bisa terlihat, sehingga membutuhkan ketergantungan pada sensor lain untuk RF.

Kemampuan DF berdasarkan RF juga dapat memberikan kemampuan pelacakan yang mirip dengan sistem radar. RF dapat menjadi teknologi yang dapat disesuaikan untuk deteksi drone sebagaimana dibuktikan dengan solusi inovatif, berupa alat penangkal drone yang dikenakan pada tubuh, dapat digenggam dan diletakan diatas kendaraan operasional untuk melakukan patrol keamanan dan menyelesaikan masalah ancaman di lapangan selama pengoperasian.

Radar

anti-drone-cara-kerja-drone-radar.png
Cara kerja radar anti drone

Radar secara efektif adalah pelacak gerakan drone yang memiliki banyak aplikasi selain melakukan fungsi pelacakan terhadap drone itu sendiri. Untuk aplikasi Anti-drone, kuncinya adalah menggunakan radar yang memiliki resolusi yang cukup baik untuk mendeteksi drone tipe kecil kecil seperti DJI Phantom, pada jarak 1 km atau lebih.

Sejumlah radar, seperti pulse radar dengan frekuensi rendah telah dirancang untuk mendeteksi objek logam  besar seperti pesawat dan helikopter, tetapi  kurang cocok untuk mendeteksi penampang radar yang kecil, atau mendeteksi objek yang terbang lebih rendah, seperti  platform drone pada tabel-tabel yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas.

Pertimbangan lain saat mengevaluasi drone dengan opsi radar Antidrone meliputi:

  • Dealing with ground clutter: Kekacauan pada permukaan tanah dapat mengganggu deteksi ancaman dan menghasilkan alarm palsu dari objek seperti pohon dan kipas ventilasi yang berada di atap gedung, karena ini tampak seperti drone di radar. Sistem radar canggih akan menerapkan berbagai teknik untuk meminimalkan efek ini.
  • Azimuth Coverage: Azimuth adalah sudut cakupan horizontal untuk radar. Rentang umum untuk sistem adalah dari 90 derajat hingga 360 derajat. Untuk sistem yang kurang dari 360 derajat, beberapa radar dapat digunakan untuk memberikan sudut yang lebih dari area cakupan secara keseluruhan.
  • Vertical Angle: Sudut vertikal radar cenderung diabaikan. Banyak radar di pasaran memiliki sudut vertikal sempit, antara 10-30 derajat, yang berpotensi menyebabkan titik buta signifikan dalam cakupan vertikal. Meskipun cakupan vertikal 90 derajat biasanya tidak diperlukan, deteksi 40-80 derajat dianggap perlu untuk pengamanan.
  • 2D vs 3D: Radar 3D memiliki beberapa keunggulan dibandingkan 2D, terutama kemampuannya dalam menyediakan data ketinggian pada drone. Selain itu, kemampuan untuk mengurangi kekacauan dengan memfilter objek melewati ketinggian tertentu membantu menghilangkan alarm palsu.
  • Frequency Bands: Pita radar Anti-drone termasuk X-band (juga biasa digunakan pada kapal), K-band (awalnya digunakan untuk mobil self-driving, tetapi diadaptasi untuk Anti-drone), K-band dan S-band (sesuai distribusi militer). Pita yang digunakan juga untuk, mempengaruhi ukuran radar, sebagai contoh, radar K-band biasanya hadir dalam bentuk yang lebih kecil.
  • Moving vs Fix Panel: Tergantung pada kasus penggunaan, lebih sedikit bagian yang bergerak mungkin lebih disukai, karena ini mengurangi keausan dan potensi kerusakan pada alat itu sendiri. Beberapa radar dapat digunakan baik dalam mode pemantau dan rotasi, sehingga dengan mode pemantau dapat memberikan kinerja  yang lebih baik.

Mode Transmisi Radar

anti-drone-mode-transmisi-radar.png
Anti drone drone shield

Radar pendeteksi drone dapat menggunakan pendekatan teknis yang berbeda. Radar yang digunakan dalam Anti-drone akan menggunakan salah satu dari tiga teknik berikut; Pulse (aktif), Gelombang Kontinu (aktif), dan mode Pasif. Setiap pendekatan memiliki karakteristik berbeda yang mungkin memiliki kelebihan atau kekurangan selama operasi tergantung pada kebutuhan.

  • Pulse Radar: Mengirimkan pulse yang sangat pendek, tetapi berdaya tinggi dalam menunggu pantulan gema dari target. Performanya akan dipengaruhi oleh durasi pulse yang ditransmisikan. Durasi pulse yang lebih pendek menghasilkan rentang resolusi yang lebih tinggi. Akibatnya, radar pulse kebanyakan dirancang untuk pengoperasian jarak jauh.
  • Active Rader–Continues Waves: Radar ini terus menerus mengirimkan sinyal iluminasi dan secara bersamaan menerima pantulan gema. Kecepatan dan lintasan benda atau objek yang bergerak dapat ditentukan dengan mengamati pergeseran frekuensinya, seperti yang terlihat pada penerima, karena efek Doppler. Sistem gelombang kontinyu tidak dapat melakukan pengukuran jangkauan tanpa menyertakan referensi waktu lewat transmisi sinyal.
  • Passive Radar-Memanfaatkan broadcast lingkungan yang ada, komunikasi atau sinyal transmisi radio-navigasi untuk mendeteksi keberadaan objek di area pemantauan penerima. Pemancar dan penerima sistem berada di lokasi terpisah dan pengguna hanya memiliki kendali atas penerima. Sinyal iluminasi berpotensi untuk bisa digunakan sebagai platform untuk mendeteksi drone termasuk FM, DVB, GSM, GNSS atau WI-FI. Pendekatan ini menarik untuk operasi, di mana pengguna akhir lebih suka menggunakan perangkat non-pemancar sehingga tidak menghasilkan signature yang terlihat selama operasi.

Bagaimana Perkembangan Radar Saat Ini?

Membedakan drone dengan objek berukuran serupa dengan lebih akurat. Efek Micro-Doppler diharapkan berkurang secara signifikan begitu bilah rotor drone ditutup.

Compliance

Kepatuhan adalah bagian penting dari pembelian radar, sebagai pemancar aktif. FCC mengawasi sertifikasi radar di AS, OFCOM di Inggris, dan organisasi serupa di tempat lain secara global.

Acoustic Hardware

anti-drone-drone-shield-acoustic-hardware-e1636447996160.png
Pemasangan sensor akustik droneshield

Saat ini, terdapat 2 jenis acoustic hardware untuk deteksi drone, yaitu array dan microfon tunggal untuk menentukan lokasi sumber dan posisi drone yang lebih akurat. Akan tetapi, harganya jauh lebih mahal dan memiliki bentuk yang lebih besar daripada perangkat keras mikrofon tunggal.

Hardware akustik akan bekerja dengan menghilangkan gangguan dan kebisingan yang dibuat oleh drone lalu membandingkannya dengan database serupa di lapangan. Seperti deteksi RF, beberapa peta potensi serangan drone yang rutin diperbaharui agar tetap akurat dan efektif.

Hal yang perlu diketahui adalah, beberapa drone tipe baru secara signifikan lebih tenang dibandingkan dengan drone generasi sebelumnya, yang membuat pengamanannya dengan hardware akustik menjadi lebih menantang.

Teknologi sensor akustik diharapkan dapat merespon A.I dengan baik, namun hingga saat ini belum ada penerapan dari penggunaan teknologi sensor tersebut yang memberikan dampak signifikan.

Kemajuan saat ini sedang dibuat dalam deteksi akustik, yang dapat menjadikannya sebagai opsi atau lapisan pelengkap yang layak untuk operasi Anti-drone, namun kemampuan deteksi drone secara keseluruhan berdasarkan akustik masih memberikan kinerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan metode lain seperti sensor radar atau RF.

Electro Optical and Infrared

anti-drone-drone-shield-drone-opt.png
Deteksi drone dengan DroneOptID

Deteksi kamera Electro-Optic (“EO”) dan Inframerah adalah yang komponen populer, dan seringkali dipasangkan dengan sensor lain, untuk menghasilkan solusi Anti-drone terintegrasi yang multi-sensor.

Pertimbangan kinerja antara FOV dan perlu dipertimbangkan saat menggunakan kamera EO atau EO /IR.

Semakin besar sudut yang dipantau, semakin kecil jaraknya. Bahkan meskipun menggunakan kamera yang mahal dan berkualitas tinggi, dengan tampilan 90 derajat, pengguna akan mengalami kesulitan untuk mendeteksi drone dengan jarak lebih dari 100 meter tanpa diberi isyarat oleh sensor lain seperti radar atau RF.

Deteksi optik adalah metode lain yang mendapat manfaat dari kemajuan terkini dalam A.I dan penggunaan komputer. Bahkan selama satu tahun belakangan, teknik baru telah muncul yang memungkinkan deteksi presisi sangat tinggi dengan algoritma yang baru sebagai pengembangan teknologi drone itu sendiri.

anti-drone-droneshield-deteksi-drone.png
Cara kerje DroneOPTID

Software DroneOptID dari DroneShield mendeteksi dan mengklasifikasikan dari beberapa drone berbagai tipe yang menyerang.

Warna merah mewakili pixel yang diidentifikasi sebagai objek drone yang dilacak oleh perangkat lunak tersebut.

Software DroneOptIDTM dari DroneShield mendeteksi dan mengklasifikasikan beberapa tipe drone yang dapat melakukan penyerangan dari perangkat tersebut.

Bagaimana, menarik bukan?

Selanjutnya kita akan membahas mengenai multi-sensor system

Multi-Sensor System

anti-drone-multi-sensor-system-droneshield.png
Anti drone dengan sistem multi sensor

Metode deteksi drone utama saat ini mencakup sensor RF, radar, dan akustik, serta sensor optik dan termal. Sistem multi-sensor akan menggabungkan beberapa solusi terintegrasi, untuk memberikan solusi deteksi ancaman yang berlapis-lapis, sehingga dapat memberikan solusi yang lebih efektif terhadap berbagai ancaman drone.

Oleh karena itu, dengan menggabungkan dari beberapa sensor akan mengurangi potensi kesenjangan kapabilitas dan akan membuat sistem menjadi lebih sulit untuk dibajak.

Dalam sistem multi-sensor, kamera dapat berfungsi berdasarkan deteksi yang diberikan oleh sensor utama. Kamera diarahkan untuk mendeteksi aktivitas drone yang diketahui dan kemudian dapat diperbesar untuk mengidentifikasi drone.

Pada titik ini, hasil analisis video dapat memberikan identifikasi lebih lanjut atau menangkap gambar dan video aktivitas drone sebagai bukti intrusi drone. Analisis yang lebih canggih berguna untuk mengidentifikasi muatan drone dan melakukan penilaian terhadap kategori ancaman drone lainnya.

Sensor deteksi yang lebih eksotis tersedia untuk Anti drone, agar dapat mendeteksi cahaya dan jarak atau LIDAR, namun aplikasi ini terbatas dan belum diadopsi secara universal. Penting untuk dipahami bahwa tidak bisa menggunakan sembarang Anti-drone, untuk itu solusi Anti drone dan peran dari produsen dan penyedia anti drone adalah mengikuti teknologi drone komersial yang terus berkembang dan berevolusi dengannya.

Defeat Methods

Solusi soft-kill biasanya membawa risiko kerusakan pada drone yang lebih kecil karena sifat non-kinetiknya. Akibatnya, metode hard-kill dan kinetik dicadangkan untuk penggunaan pemerintah, dan hampir secara eksklusif digunakan pada tingkat militer dan federal, dengan sedikit pengecualian.

Meskipun lebih banyak digunakan, metode non-kinetik menghadapi berbagai tingkat kewenangan Ketika hendak dioperasikan, termasuk bila ingin dioperasikan oleh lembaga pemerintah.

RF Jamming

anti-drone-rf-jamming-droneshield.png
DroneGun

Pengacau frekuensi radio akan beroperasi dengan memancarkan frekuensi yang sama dengan yang digunakan drone untuk berkomunikasi dengan pengontrol atau operator.

Ketika sinyal gangguan “lebih kuat” di drone daripada sinyal pengontrol ke drone, drone secara otomatis akan kehilangan koneksi yang memaksanya masuk ke wilayah darurat yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga drone dapat terbang kembali ke titik awal penerbangan

Grup 1 dan 2 drone berkomunikasi menggunakan  pita frekuensi yang diketahui pada 2,4 GHz dan 5,8 GHz. Frekuensi ini digunakan baik untuk komunikasi antara drone dan pengontrol dan juga video untuk tampilan orang pertama atau FPV. Produsen drone diharuskan untuk tetap berada dalam spektrum yang tidak terisi. Pita frekuensi RF seperti pita ISM 433 MHz dan 915 MHz digunakan secara umum oleh komersial.

Jammers digunakan untuk membasmi serangan drone dari berbagai. Dengan kemampuannya untuk membasmi drone dari berbagai arah, jammer dapat menyediakan lebih banyak cakupan untuk membasmi ancaman drone, dan dapat menjadi solusi berbasis sektor yang terarah untuk mengurangi gangguan yang tidak diinginkan dengan lebih presisi.

GNSS

GPS mungkin merupakan sistem navigasi yang paling umum dan dikenal, namun ada Sistem Satelit Navigasi Global populer lainnya yang digunakan di seluruh dunia, seperti sistem GLONASS (Rusia), Galileo (Eropa), dan BeiDou (Cina). Drone komersial dan konsumen seringkali dilengkapi dengan beberapa kemampuan GNSS.

Jika mengganggu frekuensi RF, drone mungkin masih menggunakan GNSS untuk terbang kembali ke titik asalnya atau melanjutkan jalur navigasi yang telah diprogram sebelumnya.

Dengan mengganggu RF dan GNSS, drone secara otomatis akan terputus dari tautan komunikasi dan navigasinya sehingga tidak dapat terbang kembali ke titik asalnya. Berdasarkan kemampuannya, drone mungkin mencoba untuk mendarat atau mungkin melayang di tempat pertama kali ketika dihentikan menggunakan jammer.

Spoofing, Protocol Manipulation and Cyber

anti-drone-drone-protection.png
Serangan drone secara langsung

Aktivitas hacking akan melibatkan suatu bentuk manipulasi protokol drone yang sudah dibuat sebelumnya. Metode ini termasuk meniru pengontrol untuk mendapatkan kendali dari drone tersebut atau menjadi pengontrol dari pergerakan drone itu sendiri.

Metode pembasmi ancaman ini jika berhasil akan membuka kemungkinan pada sistem untuk mengarahkan atau mengubah rute drone yang dapat bermanfaat pada beberapa penggunaan terentu. Hacking juga dapat dialakukan pada sinyal GNSS, yang secara efektif menyesatkan arah drone.

Yang harus diketahui, Batasan dalam pendekatan ini adalah, teknik hacking tidak akan efektif untuk membasmi semua drone, sehingga solusi multi layer protection diperlukan dengan melakukan instalasi software tambahan untuk perlindungan terhadap drone yang lebih canggih.

Directed Energy

Metode Anti-drone untuk menghancurkan drone secara terarah paling sering digunakan untuk menangkal serangan drone yang tergabung pada drone yang terdapat di tabel grup 1 dan grup 2 (dibagian atas). Penggunaan energi terarah untuk Anti-drone masih dalam tahap awal dan saat ini sedang dikembangkan dan dievaluasi untuk aplikasi militer.

Counter Drone

anti-drone-drone-hunter.png
Drone hunter tidak disarankan digunakan

Kamikaze tidak bisa digunakan secara sembarangan, karena cara kerjanya yang merusak drone dengan menjatuhkannya dari langit, sehingga penggunaanya hanya diijinkan apabila terdapat serangan dari segerombolan drone yang memicu keamanan nasional.

Menggunakan hunter drone untuk menangkap atau mengalahkan drone juga dianggap berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan maksimal pada drone yang ditangkap.

Untuk itu, diperlukan izin berlapis pada pihak-pihak terkait sebelum memutuskan untuk menggunakan hunter drone.

Penggunaan dari hunter drone masih sangat jarang, karena setelah drone ditangkap, operator tidak bisa melacak asal drone tersebut.

Penggunan jenis anti drone ini tidak disarankan akrena sifatnya yang merusak drone itu sendiri, sehingga diperlukan alternatif lain untuk menangkap drone.

Other Kinetic Solutions

anti-drone-kinetik.png
DroneSentry dipasang pada kendaraan

Pematangan kemampuan untuk mengalahkan drone dengan menggunakan Anti drone lainnya telah menjadi pilihan yang lebih diinginkan daripada yang kinetik awal seperti balistik dan peledak lainnya.

Hal ini dikarenakan, akurasi, efisiensi, dan kerusakan jaminan minimal dari jamming secara presisi akan memberikan pendekatan yang lebih aman dan lebih ekonomis untuk mengalahkan drone. Masih ada tempat untuk solusi kinetik tradisional lainnya pada Anti-drone yang akan berguna untuk sektor militer.

Multi Layer Protection

Sama seperti metode deteksi Anti drone lainnya, jika suatu organisasi menggunakan multi layering protection pada sistem keamanan Anti drone, mereka juga akan menerima keunggulan lain.

anti-drone-Counterdrone-Remote-Weapon-Station-RWS.png
DroneCanon RWS

Penggunaan dari sistem keamanan Anti drone yang berlapis-lapis (multi layering protection), yang digunakan akan memperkuat opsi soft-kill dan hard-kill.

Selain itu, beberapa pendekatan juga akan membantu pengguna melakukan tindakan balasan serangan sesuai tujuan operasional itu sendiri.

Solusi dengan menerapkan sistem keamanan yang berlapis-lapis mungkin tidak layak untuk digunakan,  karena berkenaan dengan biaya investasi dan persetujuan dari organisasi komersial, namun penggunaanya disisi lain akan membawa manfaat teknologi untuk perlindungan suatu objek yang luar biasa

Solusi dengan menerapkan sistem keamanan yang berlapis-lapis mungkin tidak layak untuk digunakan,  karena berkenaan dengan biaya investasi dan persetujuan dari organisasi komersial, namun penggunaanya disisi lain akan membawa manfaat teknologi untuk perlindungan suatu objek yang luar biasa.

Deployment Method

Pada umumnya, metode ini diklasifikasikan kedalam tiga cara, diantaranya:

Handheld

Anti drone yang mudah digenggam lebih praktis untuk mempercepat mobilitas petugas dalam menghentikan serangan drone. Selain itu, handheld drone gun hanya akan mengganggu sinyal drone, dan tidak akan menimbulkan kerusakan fisik pada drone, sehingga lebih efektif untuk analisa dan penyelidikan lanjutan dalam hal melacak keberadaan operator drone.

Base Anti Drone

Penting untuk memilih jenis peralatan yang tepat untuk pekerjaan tersebut, karena satu ukuran tidak cocok untuk semua kegiatan. Sebagai contoh, faktor bentuk Anti drone yang ringkas tidak kompatibel untuk digunakan sebagai Anti-drone untuk menangkal serangan drone dari jarak jauh.

Dengan menggunakan base Anti drone, organisasi akan lebih terpusat dalam melindungi asset-aset mereka dari serangan drone  illegal dari radius di kisaran 2km. Base Anti drone akan melacak frekuensi drone yang mendekat sehingga proses penanganan drone yang terindikasi ilegal menjadi lebih terpusat.

Anti Drone Lainnya

Dengan peningkatan berkelanjutan, penggunaan drone dalam aplikasi militer dan sistem Anti drone yang dirancang untuk mengalahkan drone ilegal, Anti drone yang mengganggu frekuensi drone itu sendiri dapat  digunakan untuk menerima instruksi dari pilotnya, atau mengirim kembali informasi apa pun (seperti lokasi atau sensor lainnya). Hal Ini jarang terjadi, karena memerlukan biaya yang besar.

Dengan bagian radar yang terdapat pada sistem drone, drone tidak harus bergerak karena jika bergerak maka gerakannya akan dapat dideteksi oleh Anti drone. Tidak hanya itu, drone yang dikalahkan dengan jammer juga berguna untuk membantu pilot mengontrol drone lewat satelit atau GNSS. Jika keduanya macet, drone harus bergantung pada teknologi lain seperti navigasi inersia sebagai syarat awal untuk persyaratan penerbangan drone.

Pelajari solusi anti drone lainnya.

Questions? Please let us know how we can help. 
Connect further with us by filling the contact form below, or at:
Email: enterprise@halorobotics.com
WhatsApp: +62811-8549-888

Post Related

Welcome to Halo Robotics

Button WA Blog